Dalam era modern saat ini, anak-anak semakin akrab dengan gawai, televisi, dan permainan digital. Aktivitas bermain di luar rumah sering terabaikan karena dianggap kotor, berisiko, atau tidak mendidik. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional dan interaksi dengan alam justru memiliki peran vital dalam tumbuh kembang anak. Salah satu bentuk permainan alam yang sederhana namun sangat kaya manfaat adalah bermain tanah.
:format(webp)/article/8SZFkj7Qd3f08koFBMZ5w/original/055757800_1483459716-Menjaga-Kesehatan-Anak-yang-Suka-Bermain-tanah.jpg)
Baca juga : Atlético Nacional Raksasa Hijau Medellín
Baca juga : Gaya Hidup Dian Sastrowardoyo Karier Keluarga
Baca juga : Club Atlético Independiente Rey de Copas Argentina
Baca juga : wisata Patagonia Keajaiban Alam
Baca juga : Biografi Profesional Emil Elestianto Dardak
Bagi sebagian orang tua, membiarkan anak menyentuh tanah mungkin terdengar kurang higienis. Namun di balik itu, tanah sebenarnya menyimpan potensi besar untuk menumbuhkan kreativitas, imajinasi, dan keterampilan sosial anak hubungannya dengan perkembangan kreativitas, dukungan ilmiah yang relevan, hingga tips aman agar aktivitas ini tetap menyenangkan sekaligus sehat.
Bermain sebagai Proses Belajar Anak
Psikolog perkembangan seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky menekankan bahwa bermain adalah bentuk belajar paling alami bagi anak. Melalui bermain, anak tidak hanya melatih motorik, tetapi juga belajar memahami dunia, memecahkan masalah, dan membangun imajinasi. Bermain dengan benda konkret seperti tanah menjadi sarana penting untuk menghubungkan pengalaman sensorik dengan kognitif.
Dalam pandangan Montessori, aktivitas yang memungkinkan anak menggunakan tangan—seperti menggenggam, mencetak, atau membentuk tanah—akan memperkuat koneksi saraf di otak. Proses inilah yang mendukung kreativitas serta kemampuan berpikir kritis sejak usia dini.
Mengapa Tanah Menjadi Media Ideal?
Tanah adalah media alami yang mudah ditemukan di sekitar rumah, sekolah, maupun taman. Dibandingkan dengan mainan buatan pabrik, tanah memiliki keunggulan unik:

http://www.innatonoyan.com
- Fleksibel dan Mudah Dibentuk
Tanah basah dapat dicetak menjadi berbagai bentuk. Anak bisa membuat bola, patung kecil, atau bahkan bangunan sederhana. Hal ini memberi kebebasan bereksperimen tanpa batas. - Kaya Tekstur
Anak bisa merasakan perbedaan tanah kering, lembap, atau berlumpur. Sensasi ini memberikan stimulasi sensorik yang memperkaya pengalaman mereka. - Bisa Dikombinasikan dengan Bahan Lain
Tanah dapat dipadukan dengan air, pasir, daun, ranting, atau batu kecil. Dari sinilah anak belajar berinovasi dan berimajinasi. - Murah dan Ramah Lingkungan
Tidak memerlukan biaya mahal. Anak dapat berkreasi dengan media alami tanpa ketergantungan pada mainan modern.
Manfaat Bermain Tanah terhadap Kreativitas Anak
1. Stimulasi Sensorik
Bermain tanah termasuk sensory play, yaitu permainan yang menstimulasi indera. Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics (2018), sensory play dapat meningkatkan perkembangan otak dan membantu anak memahami konsep abstrak. Misalnya, saat anak membandingkan tanah kering dan tanah basah, mereka sebenarnya sedang belajar tentang sifat materi.
2. Mengembangkan Motorik Halus dan Kasar
Menggenggam tanah, memadatkan, atau mencetak bentuk melatih motorik halus yang penting untuk keterampilan menulis di kemudian hari. Sementara itu, aktivitas seperti menggali, mengangkat ember kecil berisi tanah, atau membuat gundukan melatih motorik kasar dan kekuatan fisik.
3. Meningkatkan Imajinasi
Tanah adalah kanvas kosong bagi anak. Mereka bisa membuat “kue lumpur”, “istana tanah”, atau “jalan raya mainan mobil”. Setiap aktivitas ini adalah bentuk eksplorasi imajinatif yang memupuk daya cipta.
4. Mengasah Problem Solving
Saat tanah terlalu kering, anak mencari air untuk membuatnya lengket. Ketika bangunan tanah runtuh, mereka mencoba cara lain agar lebih kokoh. Proses ini melatih kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kritis.
5. Mendorong Ekspresi Emosional
Bermain tanah juga menjadi sarana menyalurkan emosi. Anak yang kesal bisa memukul-mukul tanah, lalu mengubahnya menjadi sesuatu yang baru. Aktivitas ini membantu mereka mengenali dan mengelola emosi dengan cara positif.
Bukti Ilmiah dan Fakta Menarik

- Paparan Mikroba Baik
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Allergy and Clinical Immunology (2016) menunjukkan bahwa anak yang sering terpapar mikroba alami dari tanah memiliki risiko lebih rendah terhadap alergi dan asma. Ini dikenal dengan istilah hygiene hypothesis—anak yang terlalu “steril” justru lebih rentan terhadap penyakit imun. - Meningkatkan Kesehatan Mental
Menurut studi dari Frontiers in Psychology (2020), bermain di alam terbuka, termasuk tanah, dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati anak. Kontak dengan alam terbukti menurunkan kadar kortisol (hormon stres). - Korelasi dengan Kreativitas Tinggi
Sebuah penelitian oleh Whitebread (University of Cambridge, 2012) menekankan bahwa permainan bebas dengan material alam, termasuk tanah, berhubungan dengan peningkatan kreativitas dan fleksibilitas berpikir pada anak usia dini. - Stimulasi Multisensorik Memperkuat Memori
Aktivitas yang melibatkan sentuhan, penglihatan, dan penciuman—seperti bermain tanah—membantu memperkuat memori jangka panjang anak karena informasi diterima melalui banyak jalur sensorik.
Peran Bermain Tanah dalam Sosialisasi Anak

Selain aspek individual, bermain tanah juga bermanfaat dalam konteks sosial.
- Belajar Bekerjasama: Anak bisa bekerja sama membuat “taman mini” atau “gunung kecil”. Mereka belajar berbagi peran dan menghargai ide teman.
- Meningkatkan Keterampilan Komunikasi: Saat mendiskusikan bentuk bangunan tanah, anak melatih keterampilan berbicara dan bernegosiasi.
- Menumbuhkan Empati: Jika karya tanah seorang teman hancur, anak belajar merasakan perasaan orang lain dan membantu memperbaikinya.
Kekhawatiran Orang Tua dan Cara Mengatasinya
Tidak sedikit orang tua yang khawatir anak bermain tanah karena alasan kotor, berisiko penyakit, atau sulit dibersihkan. Kekhawatiran ini wajar, tetapi bisa diatasi dengan langkah-langkah berikut:
- Pilih Lokasi Aman
Pastikan tanah bebas dari pecahan kaca, logam tajam, atau sampah berbahaya. Taman sekolah atau pekarangan rumah bisa menjadi pilihan tepat. - Gunakan Pakaian Khusus
Biarkan anak memakai pakaian main yang mudah dicuci agar tidak khawatir kotor. - Biasakan Kebersihan Setelah Bermain
Ajarkan anak mencuci tangan dengan sabun setelah bermain tanah. Ini mengurangi risiko infeksi sekaligus menanamkan kebiasaan higienis. - Pendampingan Sewajarnya
Orang tua atau guru cukup mengawasi dari jauh. Jangan terlalu membatasi, karena kebebasan justru kunci berkembangnya kreativitas.
Bermain Tanah dalam Konteks Pendidikan

Di banyak negara maju, bermain tanah bahkan menjadi bagian kurikulum pendidikan anak usia dini.
- Forest School di Skandinavia: Anak-anak didorong bermain dengan lumpur, tanah, dan material alam untuk menumbuhkan kemandirian serta kreativitas.
- Kurikulum PAUD di Indonesia: Bermain dengan bahan alam masuk dalam kegiatan Sentra Bahan Alam, yang menekankan eksplorasi sensorik dan kreativitas.
Ini menunjukkan bahwa bermain tanah tidak sekadar “main kotor”, tetapi memiliki nilai edukatif tinggi.
Tips Aktivitas Kreatif dengan Tanah
Agar bermain tanah lebih bervariasi dan mendukung kreativitas, berikut beberapa ide yang bisa dicoba:
- Membuat Patung Mini
Ajak anak membentuk hewan atau benda dari tanah basah. Bisa ditambahkan daun atau ranting sebagai hiasan. - Permainan Masak-masakan Alam
Anak bisa membuat “kue” dari tanah, menghiasnya dengan bunga kecil, dan berpura-pura menjadi koki. - Membuat Jalur atau Arena Balap
Gunakan tanah untuk membuat jalan berliku tempat mobil mainan melintas. - Eksperimen Sains Sederhana
Campurkan tanah dengan air, lalu biarkan mengering. Anak belajar tentang perubahan bentuk dan sifat material.
Bermain tanah adalah aktivitas sederhana, murah, dan penuh manfaat bagi perkembangan anak. Dari perspektif psikologi perkembangan, aktivitas ini mendukung motorik, kognitif, sosial, emosional, hingga kreativitas. Fakta ilmiah juga menunjukkan bahwa kontak dengan tanah justru memperkuat sistem imun, mengurangi stres, serta mendorong fleksibilitas berpikir.
Sebagai orang tua atau pendidik, sudah saatnya kita mengubah pandangan negatif tentang bermain tanah. Alih-alih melarang karena takut kotor, lebih bijak bila kita mendampingi anak agar tetap aman sekaligus bebas berkreasi. Ingatlah bahwa di balik tangan kecil yang kotor oleh tanah, sedang tumbuh imajinasi besar yang kelak menjadi bekal kehidupan.